Hj. Atika Banowati: Pagelaran Wayang Kulit, Komitmen Golkar Junjung Tinggi Seni Budaya Daerah
SOMOROTO, DPD Golkar Ponorogo - Komitmen Partai Golkar dalam melestarikan budaya lokal kembali diwujudkan melalui gelaran Festival Kidulan Gebyar Budaya Mataraman di Kabupaten Ponorogo. Dalam acara tersebut, Anggota DPR RI Fraksi Golkar Komisi V sekaligus Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur, Dr. H. Ali Mufthi, S.Ag., M.Si., secara simbolis menyerahkan gunungan wayang kulit kepada Ki Dalang Ki Cahyo Kuntadi.
Penyerahan itu turut disaksikan oleh Bupati Ponorogo H. Sugiri Sancoko, Wakil Bupati Hj. Lisdyarita, Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Jatim Pranaya Yuda Mahardika, Anggota DPRD Provinsi Jatim Hj. Atika Banowati, S.H., Ketua DPD Golkar Ponorogo Eko Priyo Utomo, serta sejumlah tokoh daerah lainnya.
Hj. Atika Banowati, S.H., Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Fraksi Golkar yang juga putri asli Ponorogo, menyampaikan rasa bangganya atas terselenggaranya kegiatan budaya di tanah kelahirannya.
“Sebagai orang Ponorogo, saya sangat bangga melihat semangat masyarakat menjaga tradisi. Wayang kulit bukan sekadar hiburan, tapi warisan nilai dan filosofi kehidupan yang harus terus kita rawat,” ujarnya.
“Partai Golkar selalu hadir untuk mendukung kegiatan seni dan budaya daerah, karena dari sinilah akar jati diri bangsa tumbuh,” tambah Atika Banowati.
Sementara itu, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko (Kang Giri) menyampaikan apresiasi kepada Partai Golkar atas dukungannya terhadap acara kebudayaan ini.
“Malam ini kita gelar Wayang Kidulan, Gebyar Budaya Matraman bersama Ki Dalang Ki Cahyo Kuntadi. Kegiatan ini untuk melestarikan warisan budaya Mataraman yang sarat nilai filosofi dan seni,” ungkapnya.
Kang Giri menambahkan, kegiatan kebudayaan semacam ini memberi dampak positif terhadap perekonomian daerah.
“Pertumbuhan ekonomi Ponorogo naik hingga 6,7 persen. Ini bukti bahwa event budaya berkontribusi besar bagi ekonomi masyarakat dari pelaku UMKM, seniman, hingga pedagang kecil,” terangnya.
Festival Kidulan menghadirkan Ki Dalang Ki Cahyo Kuntadi dengan lakon “Kresna Sang Pamong Agung”, diselingi lawakan oleh Lusi Brahman, Andik TB, dan Cak Slendro. Gelaran ini menjadi ajang sinergi antara budaya, pemerintah, dan partai politik, yang bersama-sama menjaga napas tradisi agar tetap hidup di tengah modernitas. (*).